Kamis, 10 Desember 2015

Cerita dibalik asyiknya "RIPI in action, Go to Belawan" Part 1

sudah lama tidak mengisi blog ini yaa.. Rasanya rindu juga sih. Ada rasa gatal ditangan untuk mengisi dan terus menulis di blog. Entah kenapa bisa sejarang ini mengisi blog ku sendiri hehehe.. Maklumlah semester 3 Biologi yang lagi sibuk - sibuk nya dengan laporan dan praktikum yang buuaaannyyaaakk banget. Ditambah lagi sebuah amanah dari organisasi.

oke baiklah.. Saat ini aku mau berbagi pengalaman ku mengenai kunjungan aku dan organisasiku (LP2IM) ke bina desaan kami. Sebelumnya LP2IM itu adalah Lembaga Penalaran dan Penelitian Ilmiah Mahasiswa Unimed. Nah, LP2IM ini berkonsentrasi membangun iklim kepenulisan di kampus Unimed, bukan hanya itu LP2IM juga mempunyai jargon khusus yaitu "Insan Cendikia Berdedikasi untuk Negeri". Itu sebabnya semua hal yang ada di LP2IM itu harus berguna dan ada nilai kontribusinya untuk Negeri kita, Indonesia. Salah satu bentuk kontribusi kami untuk Negeri ini adalah membangun sebuah Desa Binaan. Alhamdulillah, LP2IM sudah mempunyai desa binaan yaitu di Desa Bagan Deli Lingkungan III, Belawan. 

Pada tanggal 6 Desember 2015, kami mengadakan kunjungan ke desa tersebut. itu pertama kalinya aku datang kesana. Melihat dan menyelami kehidupan warga disana. Tujuan utama kami datang kesana adalah membangkitkan motivasi belajar kepada anak-anak desa pesisir tersebut. Karna menurut survey dan wawancara teman-teman Departemen RIPI yang lalu, tingkat motivasi belajar dari anak-anak disana sangat kurang sehingga banyak anak yang putus sekolah. Oleh karena itu, target utama kami pada hari itu adalah memberikan motivasi belajar kepada anak-anak disana.

ada sekitar 60-70 anak yang hadir diacara tersebut. Mereka sangat antusia menyambut kedatangan kami. "kakak nya cantik-cantik yaaa" Seorang anak yang tiba-tiba berceloteh didekatku. Mereka sangat aktif sampai sang pembawa acara kewalahan mengelola mereka. Dari kegiatan yang dilakukan hari itu, aku banyak sekali belajar dari mereka. Mungkin karna aku termasuk orang yang suka belajar dari pengalaman dan pengamatan langsung kali yaa, jadi nya ada aja yang membuat aku senang dihari itu, walau cuaca yang sangat panas dan besok itu ada banyak tugas kuliah. Nanti akan kuceritakan diakhir tulisan ini mengenai hikmah hari itu.

Mereka benar-benar polos banget. Terbukti ketika sang pembawa acara, teman kami, Arifin membawakan dan membuka acaranya. Dengan PD nya dia mengatakan kalo dia cakep dan anak-anak itu menyorakinnya. Ada sebagian yang bilang memang ganteng atau cakep tapi ada yang bilang jelek. dan mereka menunjuk salah seorang teman laki-laki kami kalau dialah yang paling jelek. (Yang sabar ya bang wkwkwkw) 

Mereka yang hadir kebanyakan dari kelas 5 SD namun ada juga yang masih kelas 2, 3, dan 4 SD. Namun, sangat disayangkan ketika mereka disuruh untuk bernyanyi tapi yang mereka ingin nyanyikan itu lagu orang dewasa semua alias dangdut. Suatu lagu yang sebenarnya tidak pantas untuk mereka dengar dan nyanyikan. Bahkan ada seorang anak yang bilang "lagu balonku itu lagu anak-anak lama kak, sekarang lagunya ..*tit (lagu dangdut)". Benar-benar, anak Indonesia sekarang itu sudah sangat krisis akan segala aspek. Mereka sudah terkena degradasi. 

Acara terus berlanjut dan sampai ke acara materi yaitu penyampaian motivasi belajar untuk mereka. Yang ku perhatikan sih mereka sepertinya antusias banget ketika ditampilkan video-video dari layar proyektor tersebut. Sepertinya sih mereka sangat menikmati itu. Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan membagi kelompok-kelompok kecil dengan mereka. Jadi 1 kakak mendapatkan 2-3 anak -anak untuk dilakukan sharing bersama dan untuk memberikan dorongan motivasi yang lebih kepada mereka.

Para kakak ini sebelumnya telah diberi 1 lembar kertas yang didalamnya terdapat bebrapa pertanyaan. Pertanyaan ini nantinya akan menjadi bahan diskusi kembali untuk pihak departemen RIPI selaku pelaksana utama kegiatan ini. Kebetulan saya mendapatkan 3 adik-adik lucu dan cantik. Mereka semua nya kelas 5 SD yang bersekolah di SD tempat kami mengadakan acaranya. Miris sih ketika aku menanyakan ke mereka tentang perkalian 9, mereka belum tau. Akhirnya aku sedikit memberikan ilmu tentang perkalian 9 menggunakan jari tangan. Dan terbukti setelah beberapa kali dicoba, mereka semua akhirnya bisa melakukan itu. Dan mereka sangat senang ketika ku ajarkan mengenai perkalian 9 itu. Ada satu anak yang bener - bener sangat antusias dan sangat ingin diuji perkalian 9 nya menggunakan jari - jari tangan. Semoga bermanfaat ya perkalian yang telah kakak ajarkan, heehehe..

Selanjutnya, aku bertanya kepada mereka apa cita-cita mereka? Ada yang ingin menjadi guru, dokter dan polwan.. waaahh cita-cita nya sangat tinggi dan mulia, semoga terwujud cita-citanya. Namun, ketika aku bertanya kenapa mereka ingin menjadi apa yg dicita-citakannya, mereka hanya diam, seperti tidak mengerti apa yang mau disampaikan atau apa yang mau diharapkan mereka. Sangat disayangkan memang.



Lanjut untuk mengenai kehidupan mereka. Dan diantara mereka benar-benar bukan orang yang mampu pikirku. Adik pertama (lupa namanya) dia mempunyai ayah seorang nelayan dan ibu yang menjadi pengupas kulit udang lipas. Disini aku baru pertama kali mendengar tentang udang lipas. Itu apa sih? Jadi adik itu menjelaskan kalau udang lipas itu sangat enak katanya, jadi kalau udang itu dipegang maka udang itu akan menggulungkan dirinya seperti lipan begitu. Aku jadi penasaran hahah.. Berhubung karna diriku berada di jurusan biologi dan aku belum pernah mendengar istilah udang tersebut. Kata adik itu juga udangnya manis dan dia sering memakan itu kalau ibu nya pulang kerja dan membawa udang tersebut. Udang itu bisa diolah apa aja katanya. Kan jadi penasaran wkwkwk :v Selain itu, adik ini merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara. 2 kakaknya sudah tidak bersekolah lagi atau bisa dibilang sudah tamat SMA dan saat ini sudah bekerja. Lalu, dia juga bercerita kalau rumahnya panjang dan didalamnya berisi 8 orang. Suka sih sama adik ini, dia senang bercerita dan insyaallah akan menjadi seorang guru.

Dia juga bercerita kalau kata ibunya nanti kalo gak ada biaya jadi sekolahnya sampai SMA aja. Karna kata ibunya biaya kuliah sangat mahal. Lantas disini aku sedikit memberikan motivasi kepada dia kalau pemerintah punya dana untuk kalian yang mau bersekolah tinggi alias kuliah, jangan takut yang penting semangat belajar. Padahal saat ini, sudah ada beasiswa bidikmisi yang membantu rakyat Indonesia untuk tetap lanjut belajar sampai ke perguruan tinggi. Namun, kenapa rakyat kita masih takut untuk bersekolah tinggi? Itu yang menjadi pertanyaan. Malah yang kutemui, ada beberapa yang sebenarnya masih layak biaya beasiswa bidikmisi itu tak diterimanya. Karna yang aku jumpai ada seorang teman yang anak tunggal, dan memiliki rumah, bahkan punya mobil mewah yang mendapatkan beasiswa itu. 

Masih ada 2 adik lagi yang belum kuceritakan disini. Namun, mata ku sangat sudah tidak mengizinkan ku untuk menulis. Mungkin besok akan kusambung cerita ini.

Menulis itu suatu rasa hatiku. ketika sudah menulis rasanya hatiku senang sekali dan aku bisa tidur nyenyak dengan senyuman .